KELOMPOK 3
- SITI FARIDA N (10.12.122)
- NORY ANDRI WIBOWO (10.12.029)
- SUKMAWATI (10.12.135)
- MELIYANTI (10.12.110)
- NUR’ADI H. SAMPARA (10.12.115)
NAMA : NUR’ADI H. SAMPARA
NIM : 10.12.115
KLS : AK B5
TUGAS PRESENTASI
Loyalitas pelanggan
Loyalitas pelanggan
Menurut Kotler (2005), loyalitas konsumen adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merk atau perusahaan. Ada dua faktor yang mempengaruhi suatu konsumen untuk loyal: pertama, faktor harga sesorang tentu akan memilih perusahaan atau merk yang menurutnya menyediakan harga yang murah diantara pilihan yang ada, kedua, faktor kebiasaan sesorang yang telah terbiasa menggunakan suatu merk akan sulit untuk berpindah ke perusahaan atau merk yang lain.
Pelanggan yang loyal memiliki cirri-ciri antara lain melakukan pembelian secara berulang pada badan usaha yang sama, membeli lini produk dan jasa yang ditawarkan oleh badan usaha sama, memberitahu kepada orang lain tentang kepuasan-kepuasan yang didapat dari badan usaha dengan menunjukkan kekebalan terhadap tawaran-tawaran dari badan usaha pesaing (Griffin, 1995). Loyalitas sebagai suatu kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merk, mempunyai komitmen pada merk tersebut, dan bermaksud untuk meneruskan pembeliannya dimasa mendatang (Mowen and Minor, 1998). Menurut Uncles and Laurent (1997) . Sehingga loyalitas konsumen dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu produk, baik barang maupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasaan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Loyalitas sebagai bukti konsumen yang selalu menjadi pelanggan, memiliki sikap positif yang loyal terhadap perusahaan.
Ada empat tahap dalam mengukur loyalitas (Oliver, 1997) :
a. Loyalitas kognitif berhubungan langsung dengan informasi yang tersedia dalam barang atau jasa dalam harga dan manfaatnya. Loyalitas pada tahap ini tergolong rendah karena jika toko lain menawarkan harga yang lebih baik atau rendah maka pelanggan akan pindah.
b. Loyalitas afektif berhubungan dengan kenyamanan pelayanan, kebersihan toko, suasana, harga yang kompetitif, kemudahan belanja. Misalnya, berbelanja sayur di pasar trasional dan di supermarket (Carrefour).
c. Loyalitas konatif berhubungan dengan komitmen dalam pembelian suatu produk yang spesifik.
d. Loyalitas tindakan berhubungan dengan kebiasaan atau pembelian kembali produk secara spesifik.
Membangun loyalitas pelanggan
Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimip semua pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran jangka panjang. Perusahaan yang ingin membentuk ikatan pelanggan yang kuat harus memperhatikan sejumlah pertimbangan yang beragam (lihat peraga 5.6). sekelompok peneliti melihat kegiatan membangun retensi dengan menambah manfaat keuangan, manfaat, sosial, atau ikatan struktural. Sebab berikut menjelaskan empat jenis kegiatan pemasaran penting yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas dan retensi.
BERINTERAKSI DENGAN PELANGGAN Mendengarkan pelanggan merupakan hal penting dalam manajemen hubungan pelanggan. Beberapa perusahaan menciptakan mekanisme berkelanjutan yang membuat manajer senoir dapat terus terhubung dengan umpan balik pelanggan dari lini depan.
§ MBNA, raksasa kartu kredit, meminta semua eksekutif mendengarkan percakapan telepon di area layanan pelanggan atau unit pemulihan pelanggan.
§ Deere & Company, yang membuat traktor John Deere dan mempunyai catatan loyalitas pelanggan yang mengagumkan hampir 98% retensi tahunan di beberapa wilayah produknya menggunakan pensiunan karyawan untuk mewawancarai pelanggan dan pelanggan yang berlih.
§ Chicken of the Sea mempunyai 80.000 anggota di Mermaid clubnya, kelompok pelanggan inti yang mendapatkan kupon dan penawaran khusus. Sebagai imbalanya, anggota club memberikan umpan balik berharga tentang apa yang dilakukan dan akan dlakukan perusahan. Ketika perusahaan mempertimbangkan peluncuran ikan putih kalengan, para anggota langsung menolak konsep produk itu dan perusahan akhirnya batal meluncurkannya.
Tetapi mendengarkan hanyalah sebagian dari cerita. Penting pula untuk menjadi advokat pelanggan dan sebisa mungkin memandang masalah dari sisi pelanggan, memahami sudut pandang mereka. Kualitas layanan USAA Insurance yang legendaris memberikan kepuasan pelanggan tertinggi di industri. Pelanggan industri USAA sering menceritakan kisah tentang bagaimana perusahaan memperhatikan mereka, bahkan menasihati mereka untuk tidak mengambil lebih banyak asuransi dari pada yang mereka butuhkan. Dengan tingkat kepercayaan seperti itu, USAA menikmati tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi dan peluang lintas penjualan yang signifikan. “Catatan Pemasaran : Menciptakan pelanggan pewarta” menggambarkan enam kiat pamungkas untuk menciptakan pelanggan yang memiliki rasa yang sangat begitu kuat terhadap peusahaan dan merek sehingga mereka bertindak jauh lebih dari sekedar membeli dan menkonsumsi produk jasa mereka.
PERAGA 5.6
Membentuk Ikatan Pelanggan yang kuat
§ Memberikan produk, jasa, dan pengalaman yang unggul bagi pasar sasaran.
§ Memberikan produk, jasa, dan pengalaman yang unggul bagi pasar sasaran.
§ Mengikut sertakan partisipasi lintas departemen dalam merencanankan dan mengelolah kepuasan dan retensi pelanggan.
§ Mengintegrasikan “Suara Pelanggan” untuk menangkap kebutuhan atau persyaratan pelanggan yang dinyatakan maupun yang tidak dalam semua keputusan bisnis.
§ Mengorganisasi dan mengakses database informasi tentang kebutuhan, preferensi, hubungan, frekuensi pembeli, dan kepuasan pelanggan perorangan.
§ Mempermudah pelanggan menjangkau personel perusahaan yang tepat dan mengekspresikan kebutuhan, persepsi, dan keluhan pelanggan.
§ Menilai potensi proogram frekuensi dan program pemasaran klub.
§ Menjalankan program yang mengakui karyawan yang bagus.
MENGEMBANGKAN PROGRAM LOYALITAS Dua program loyalitas pelanggan yang dapat ditawarkan perusahaan adalah program frekuensi dan program pemasaran klub. Program frekuensi (FP-Frequency program) dirancang untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang sering membeli dan dalam jumlah besar. Program ini dapat membantu membangun loyalitas jangka panjang dengan pelanggan CLV tinggi, menciptakan peluang lintas penjualan dalam proses. Dipelopori oleh maskapai penerbangan, hotel, dan perusahaan kartu kredit, kini FP dipakai oleh beerbagai jenis bisinis lainnya. Sebagai contoh, sekarang sebagai besar rantai supermarket menawarkan kartu klub harga, yang memberikan diskon atas barang-barang tertentu kepada pelanggan.
H E R S H E Y C O.
Pada musim semi 2006, Heeshey’s memulai program loyalitas yang tidak biasa, bekerjaa sama dengan raksasa lelang online Ebay. Konsumen yang mengumpulkan poin WrapperCash kode yang tercetak di atas satu miliar produk sekali makan Hershey’s dapat menyimpan poin itu di situs web Hershey’s dan kemudian menggunakannya untuk mengalahkan penawaran pemain lain guna mendaptkan barang bernilai yinggi di lelang online yang diselenggarakan oleh eBay. Itu berarti pelanggan harus banyak makan permen untuk memenangkan penawaran, tetapi mereka juga dapat memenangkan satu mobil sport yang terdapat dalam jumlah pembungkus yang sangat sedikit. Program itu berhasil mengintegrasikan pengalaman offline dan online konsumen dengan merek. Sebagai contoh, hadiah bernilai tinggi, seperti pelatihan menjadi ahli pembuat coklat selama satu hari, mendorong konsumen mengunjungi Hershey’s.com untuk mendaftarkan diri dan menyimpan kode mereka.
Umumnya, Perusahaan pertama yang memperkenalkan FP dalam industri mendapatkan manfaat banyak, terutama jika pesain lambat merespons. Setelah pesain merespons, tetapi beberapa perusahaan lebih efisien dan kreatif dalam mengelolah FP.
Banyak perusahaan menciptakan program keanggotaan klub. Program keanggotaan klub (club membership program) bisa terbuka bagi kelompok yang berminat atau mereka yang bersedian yang membayar sejumlah kecil iuran. Meskipun Club terbuka untuk membangun database atau menagkap pelanggan dari pesaing. Klub keanggotaan yang terbatas merupakan pembangun loyalitas jangka panjang yang lebih kuat. Iuran dan syarat keanggotaan menutup pintu bagi orang-orang yang hanya mempunyai minat singkat terhadap produk perusahaan agar tidak bergabung. Klub ini menarik dan mempertahankan pelanggan yang menghasilkan sebagaian besar bisnis.
Satu contoh klub yang sangat berhasil disajikan dibawah ini:
A P P L E
Apple mendorong pemilik komputernya untuk membentuk kelompok pengguna apple lokal. Pada tahun 2001, ada lebih dari 600 klub, dengan jumlah anggota berkisar kurang dari 25 orang sampai lebih dari 1.000 anggota. Kelompok pengguna memberikan kesempatan kepada para pemilik apple untuk mempelajari lebbih banyak hal tentang komputer mereka, berbagai ide, dan mendapatkan diskon produk. Mereka mensponsori kegiatan dan acara khusus serta melakukan layanan komunitas. Kunjungan ke situs web apple akan membantu pelanggan menemukan kelompok pengguna terdekat.
SUMBER: Buku KOTLER & KELLER MANAJEMEN PEMASARAN Edisi 13 Jilid 1, hal 153 s/d 155.
BAGAIMANA CARA AMPUH
MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN?
Mitos Loyalitas : Pelanggan yang loyal lebih murah dalam melayaninya dibandingkan pelanggan yang bukan loyal
Kesalahan bahwa pelanggan yang loyal tidak lebih mahal dalam memberikan pelayanan dibandingkan kepada pelanggan yang belum loyal berasal dari lingkungan manufaktur, sehingga hal ini menjadi mempengaruhi strategi dan taktik dari semua manufaktur di seluruh dunia . Yang pertama sering disebut sebagai kurva pengalaman (juga disebut kurva belajar), awalnya dipopulerkan oleh Boston Consulting Group.
Pada intinya, teori di balik kurva pengalaman menyatakan bahwa biaya produk yang kompleks dan jasa akan menurun sekitar 20 hingga 30 persen dengan masing-masing dua kali lipat dari akumulasi pengalaman. Pengalaman strategi kurva telah terintegrasi ke dalam strategi perusahaan sejak 1960-an.
Sumber lain dari mitos ini terletak pada gerakan kualitas di tahun 1980-an dan 1990-an. Produsen menemukan bahwa peningkatan kualitas menghasilkan penghematan biaya yang lebih besar daripada biaya peningkatan operasi . Pada intinya, peningkatan kualitas menciptakan efisiensi operasi yang menurunkan biaya produksi.
Kedua kurva pengalaman dan efisiensi operasi kualitas secara konsisten telah terbukti benar dalam lingkungan manufaktur. Akibatnya, akan muncul intuitif bahwa mereka juga harus benar dalam lingkungan pelayanan. Penting untuk diingat bahwa pergeralam retensi pelanggan dan loyalitas pelanggan, pada awalnya, atau setidaknya melibatkan hal disekitar pelayanan, oleh karena itu mengapa Reichheld dan Sasser menulis dalam artikel seminar Harvard Business Review yang berjudul “Zero Defections: Quality Comes to Services.”
Reichheld berpendapat bahwa loyalitas pelanggan diartikan sebagai penghematan biaya pelanggan bagi perusahaan, dia menyatakan “biaya operasi anda untuk melayani mereka [pelanggan yang loyal] akan menurun “ seiring berjalannya waktu . Alasannya adalah : “Karena perusahaan telah memiliki pengetahuan terhadap pelanggan, maka dapat melayaninya dengan lebih efisien .” Dari hasil yang diperoleh tersebut melalui pengalaman manufaktur melalui efisiensi pembelajaran, dan peningkatan kualitas, maka pendapat dari Reichheld tidak hanya masuk akal, tetapi dapat dibuktikan .
Tetapi pemisahan antara pembuktian dan kejadian seringkali ada jurang pemisah. Tidak ada perusahaan yang diteliti oleh Reinartz dan Kumar yang memiliki biaya yang lebih murah dalam melayani pelanggan yang loyal dibandingkan pelanggan jangka pendek . Satu-satunya korelasi adalah dalam sektor layanan teknologi tinggi, dan disini pelanggan yang loyal lebih mahal dalam pelayanannya .
Di saat perusahaan mengetahui tentang loyalitas pelanggannya, maka pelanggan yang loyal akan mengetahui bahwa perusahaan juga akan lebih baik lagi. Sehingga, mereka akan lebih banyak menuntut perusahaan melalui pengetahuan tentang cara kerja sistem di dalam perusahaan . Hal ini memungkinkan mereka untuk mencari hal yang mereka yakini sebagai perlakuan yang kurang, dan mereka akan meminta imbalan dari hubungan ini, yang mana akan membebani biaya untuk memenuhinya .
Kita akhiri diskusi tentang mitos ini dengan pernyataan yang dibuat oleh seorang perwira senior dari sebuah maskapai penerbangan besar ketika ia menyajikan kepada petugas perusahaan. Secara khusus, ia membahas keluhan pramugari tentang tingginya jarak tempuh pelanggan frequent flier. Dia mencatat bahwa keluhan kru ini tentang pelanggan bisa menjadi rumit dan ketergantungan. Dia menjawab: “Ya, tetapi mereka adalah kita ”
MITOS KESETIAAN: Loyalitas Pelanggan Membawa Kepuasan Pelanggan
Tanpa diragukan kembali, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan saling terkait. Tapi hubungannya tidak langsung dan tidak linier. Jelasnya, ketidakpuasan pelanggan akan lebih berpengaruh dibandingkan ketidakpuasan konsumen. Permasalahan dengan ketidakpuasan konsumen berkaitan dengan loyalitas konsumen, meskipun demikian, kebanyakan perusahaan tidak memiliki gelombang yang besar tentang ketidakpuasan sehingga dapat membuat mereka sadar tentang dampak ketidakpuasan itu. Jika mereka mengalaminya, maka mereka tidak akan di bisnis ini lebih lama lagi .
Kebanyakan perusahaan memiliki pelanggan yang setengah puas. Dalam kebanyakan perusahaan besar di dunia, kepuasan di atas 85 persen dari pelanggan mereka dikategorikan puas. Sehingga (ketiadaan ketidakpuasan) tidak menjadi titik pembeda dalam persaingan .
Dengan memperhatikan hubungan antara kepuasan dan loyalitas, kita perlu memikirkan tentang kepuasan sebagai tiga hal kategori : tidak puas, agak puas, dan sangat puas. Hal ini tidak akan terjadi sampai konsumen mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi, kepuasan itu sangat berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan .
Bahkan ketika kepuasan mencapai tingkat yang sangat tinggi, tetap harus diingat bahwa ada beberapa faktor tambahan yang mempengaruhi loyalitas pelangga :
• Biaya penggantian (waktu, uang, usaha, dll)
• Kecenderungan yang kuat untuk beralih kepada penyedia layanan atau brand yang lain (misalnya, pelanggan menikmati pencarian variasi).
• Tindakan kompetisi (misalnya diskon, kupon, promosi).
Meskipun kepuasan pelanggan mungkin sangat diperlukan dalam loyalitas pelanggan, tetapi ini tidak menjamin pelanggan akan loyal .
CARA MENGUKUR LOYALITAS PELANGGAN
Kebanyakan perusahaan memberlakukan keuntungan dari pelanggan dan laba pelanggan adalah sesuatu yang sama. Keuntungan adalah alat ukur volume pembelian, yang berkaitan dengan loyalitas pelanggan. Sebagai hasilnya, perusahaan cenderung untuk mengeluarkan usaha yang besar terhadap pelanggan yang menghasilkan lebih banyak keuntungan. Tetapi keuntungan biasanya bukan alat prediksi yang bagus untuk laba. Beberapa pelanggan yang terbesar adalah yang paling tidak menghasilkan laba.
Sebagaimana Profesor Kaplan dan Narayanan dari Sekolah Bisnis Harvard , dia melakukan pengamatan “ Perusahaan tidak akan kehilangan uang dalam jumlah yang besar oleh pelanggan yang kecil. Ini tidak akan menghasilkan bisnis yang cukup dengan pelanggan yang kecil untuk menutup kerugian yang besar. Hanya pelanggan yang besar, yang melakukan hal ini, yang bisa merupakan kerugian konsumen yang besar . Konsumen yang besar cenderung untuk menjadi pemberi laba terbesar atau laba terkecil dari keseluruhan basis pelanggan. Ini adalah hal yang tidak biasa dimana konsumen yang besar berada di tengah peringkat laba .”
Tidak ada pengganti untuk mengetahui pelanggan yang menghasilkan laba. Perluasan keuntungan akan memperluas pasar, yang terkadan memerlukan strategi yang benar, sebagaimana yang dilakukan oleh Apple saat di awal pertempuran dengan Microsoft, tetapi ini jelas bukan strategi yang memaksimalkan laba, setidaknya mendekati kata itu .
Apakah Loyalitas Pelanggan Mudah untuk Diukur ?
Tidak ada definisi umum yang pasti tentang loyalitas.
Sebaliknya, ada tiga teori populer mengenai loyalitas pelanggan, yang dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Loyalitas dinyatakan sebagai komitmen sikap yang mengarah ke hubungan dengan merek.
2. Loyalitas didefinisikan sebagai pola pembelian ulang.
3. Loyalitas adalah kombinasi dari sikap dan perilaku dimoderatori oleh karakteristik individu pelanggan, situasi, dan / atau situasi pembelian.
Karena tidak konsensu tentang apa itu loyalitas, maka tidak ada sistem pengukuran yang sederhana, meskipun ada beberapa hal yang diajukan. Dan, karena kita sedang mencari mitos yang akan dibahas selanjutnya, industri dan sektor yang terpengaruh dipengaruhi oleh loyalitas pelanggan .
Karena loyalitas memiliki berbagai jenis definisi dan sepertinya terpengaruh oleh banyak faktor, kekurangan dari penilaian universal ini dapat dipahami. Bagaimana paa ahli dapat mengklaim bahwa ini mudah untuk diukur dan tidak menantang adalah hal yang tidak jelas. Secara operasional, banyak perusahaan secara default menggunnakan alat ukur tambahan untuk mengenali pelanggan yang loyal. Pendekatan yang umum dipergunakan adalah penggunaan kombinasi tiga pertanyaan yang dapat mengenali loyalitas atau konsumen yang aman.
Tiga pertanyaan pengukur :
1. Kepuasan keseluruhan terhadap brand.
2. Kemungkinan pembelian kembali brand ini
3. Kemauan untuk merekomendasikan brand kepada orang lain .
Pelanggan yang mendapatkan nilai “teratas” dari ketiga alat ukur ini dapat dianggap sebagai pelanggan yang loyal. Meskipun sering dipergunakan, tidak ada publikasi, bukti empiris tentang sistem, khususnya yang berhubungan dengan perilaku pembelian nyata. Dan, perhatikan bahwa sistem ini tidak hanya benar-benar sikap tetapi diberikan dalam satu kuesioner atau wawancara yang mungkin sangat berhubungan .
Apakah konsep loyalitas ini sama untuk berbagai jenis industi dan sektor ?
Membaca lebih dari 40.000 buku yang membahas tentang loyalitas konsumen sebagai sebuah strategi bisnis, maka dapat disimpulkan bahwa banyak perusahaan yang berjalan dengan keterlibatan yang tinggi, kategori identifikasi pribadi yang tinggi sama dengan Harley Davidson. Beberapa perusahaan sudah melakukannya, tetapi jumlah kategori yang mentatokan nama brand ke lengan mereka masih agak kecil. Loyalitas kepada brand sikat gigi tidak akan terbentuk dari billboard berjalan .
Tingkat loyalitas pelanggan sangat dipengaruhi kategori di mana suatu produk bersaing. Pendekatan perilaku dan hubungan terhadap terhadap loyalitas adalah tepat, meskipun tidak secara umum dapat diterapkan. Mereka sebagaian berjalan dengan baik ketika konsumen melakukan pengambilan keputusan yang berisiko tinggi dan penting. Pendekatan relasi tidak akan bekerja dengan baik, meskipun demikian, dengan resiko yang rendah, brand tetap akan sering dibeli. Dan mereka jarang berhasil ketika pelanggan membeli produk dengan tiba-tiba atau melakukan pencarian variasinya. Skenario ini menggambarkan sejumlah gambaran pengganti untuk berbagai jenis kategori .
Penelitian menunjukkan bahwa hanya ada sedikit brand yang mendapatkan relasi, yang dapat mengirimkan status kepada pelanggan mereka. Sebuah penelitian di tahun 2001 terhadap lebih dari 40 jenis brand menemukan bahwa hanya terdapat 35 persen pelanggan yang mengakui memiliki hubungan yang bagus, dan berkembang dengan brand yang diteliti. Jadi dari semua hal yang dibicarakan tentang manajemen hubungan pelanggan, pelanggan belum tentu akan terkesan. Mengingat perbedaan dalam konsep loyalitas di dalam kategori, mudah untuk memahami mengapa hal ini terjadi.
Sumber :
Timothy L. Keiningham, Terry G. Vavra, Lerzan Aksoy and Henri Wallard, Loyalty Myths: Hyped Strategies That Will Put You Out of Businessand Proven Tactics That Really Work.
TUGAS RESENSI BUKU
Penulis : Ridwan Abang
Penyunting : Larasati
Penerbit : GagasMedia
Tanggal terbit : Desember - 2006
Jumlah Halaman : 248
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi(L x P) : 115x190mm
Kategori : Remaja
Text Bahasa : Indonesia
Buku/Novel yang berjudul GANG REBEL sebenarnya mengkisahkan sebuah kehidupan anak remaja yang terobsesi untuk menyari jati dirinya, namun didalam kehidupannya berbagai macam masalah yang ia jalani mulai dari masalah pribadinya sampe masalah asmaranya, seorang anak yang berumur 17 tahun yang bernama.
Ricard Mandiri, ketua gang KABel yang rebel, boleh gape main sepak bola, tetapi nggak untuk urusan cewek. Ia nggak berdaya kalau berhadapan dengan kaum hawa. Belum lagi ama masalah keluarganya. Ricard nggak pernah bisa akur dengan bokapnya. Sampai akhirnya, Ricard memutuskan minggat dari rumah.
Empat anggota gang lainnya nggak tinggal diam. Mereka selalu membantu Ricard. Rion Sekardi, teman yang amat setia kawan dan anak seorang pengusaha kaya raya, rela menampung Ricard di rumah orang tuanya. Niel Harno, sang ketua OSIS yang terpaksa menggunakan kekuasaannya untuk memasukkan Ricard–yang bukan anggota ekstrakurikuler sepak bola--ke dalam tim sepak bola Sports Summit. Jerry si mania komputer dan game yang selalu setia men-support Ricard. Dan Ander, cowok berjiwa romantis, akhirnya menghadiahkan puisi kepada Ricard demi cewek yang akan ditembaknya. Mereka rela melakukan semua itu demi Ricard. untuk sesuatu yang mereka sebut pertemanan.
Rebel, bukan sekadar label bagi kelima remaja tangguh ini. Lebih dari itu, bagi mereka, rebel adalah berani tampil beda untuk sesuatu yang mereka yakini benar dan tidak selamanya rebel itu bersifat negatif.
Awalnya bermula pada saat aku ingin sekali menikmatinya. Masa yang kata orang adalah masa terindah dalam hidup. Waktu-waktu inilah kau rasanya ingin berteriak sekeras-kerasnya hingga pita suaramu robek dan terkoyak-koyak, tetapi kau tahu kau tidak dapat melakukannya. Kau tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengubah keadaan itu.Kau hanya bisa pasrah..
Aku tahu, tidak banyak yang bisa dilakukan seorang anak remaja yang baru berusia 18 tahun, belum ada apa-apanya! Paling hanya jadi ketua kelas, letua Osis di sekolah, ketua ekstrakurikuler, mulai dari komputer, olahraga basket, voli, sepak bola, sampai modern dance, atau klub ‘tetek bengek’ lainnya lagi disekolah.
Aku richard mandiri, bukan orang sembarang orang, bukan anak sembarang anak. Aku hanya ingin mencicip sedikit dari begitu banyak hal yang dinikmati orang-orang didunia ini. Hal yang terkadang lolos dari pikiran kita, melupakannya dan akhirnya baru menyadari bahwa kita begitu membutuhkannya karena dia lebih penting daripada cinta yang katanya hal terpenting didunia. Hal bernama ‘kebebasan’ yang masih kupertanyakan pada diriku sendiri. Tak lebih dari 1 kata, tak lebih dari 10 huruf, dan tak sulit pula tuk mengucapkannya.
Pernahka kau membayangkan apa yang akan terjadi, seandainnya untuk berpikir pun kau dirang? Kau hanya bisa menurut pada apa yang diajarkan kepadamu dan percaya sepenuhnya pada hal tersebut, seperti anak kecil yang tidak menolak ketika ditawarin permen sugus oleh teletubbies warna-warni yang menggemaskan.
Pernahka terpikir jika kau tidak boleh menggerakan kelingking kirimu sampai kau diperbolehkan begitu? Yang paling parah adalah bila kau dilarang untuk berperasaan! Bahkan orang yang tidak tahu apa itu cinta dan belum pernah merasakan inta seumur hidupnnya pasti menyadari kala cinta itu datang kepadanya meski tanpa diundang dan disangka.
Lantas, apa enaknya jadi manusia bila selalu dibatasi? Aku yakin kau sendiri belum tentu bisa menjawabnya. Apa dia pikir karena telah menghidupi keluarganya maka dia boleh menggangap dirinya paling benar? Apa karena dia yang memberi makan diriku sejak kecil maka aku harus menurut setiap perkataanya tanpa ba-bi-bu sedikit pun? Apa aku sebagai manusia yang diberkati akal dan pengetahuan tidak tidak berhak untuk punya pemikiran tersendiri? Kebebasan tuk menjadi diri sendiri? Begitulah mental orang jakarta, dan seperti itulah mental ayahku.
Entah sudah beberapa kali dia berkata “ kalau kamu nggak mau denger apa kata papa, kamu boleh kok keluar! pergi sana! Tapi ngak usah pulang lagi ok!”. Ucapan santai itu selalu mengakhiri perdebatan kami.
Perasaan apa yang muncul dihatimu jika mendengar ayahmu sendiri, orang yang selama ini kau hormati, berkata begitu kejam? Apa yang terlintas diotakmu ketika kau tahu bahwa ayahmu tidak menginginkan kebahagiaan untukmu? Dia hanya ingin kepatuhan, bukan sebagai anak tapi mungking kepatuhan sebagai budak.
Ketika aku diangkat menjadi ketua regu ELANG (singkatan dari Edan Lain Norak dan Ganteng) pramuka disekolah, aku bersama sobat-sobatku berhasil memenangin lomba di tingkat propinsi. Ayahku malah menghela napas dan berkata kalau aku kurang kerjaan. Saking kesalnya, nyaris aku melemparkan piala kuningan yang kudapat dengan susah payah itu ke mukanya. Untung saja pujian tulus ibukuberhasil menyingkirkan pikiran mmengerikan itu dari pikiranku.
Lebih buruk lagi, dia juga memasung kehidupan sosialku. Padahal,teori aristoteles menyebutkan bahwa sudah kodratnya manusia selau berkumpul ( man is by nature a political animal) jdi wajar kalau harus bersosialisasi. Malah dia tidak senang jika melihat bakan mendengar aku pergi bersama teman-temanku, tidak peduli siapapun mereka. Apakah Rion yang tambun, si Niel yang jadi ketua Osis di sekolahku, atau si ander yang rambutnya bermodel shaggy dan dicat pirang ala binyang film korea ( tapi diejek nirip ijuk oleh ibu frans, guru kimia sekaligus guru yang paling resek di sekolah).
Tapi meskipun aku dilanda berbagai masalah baik itu masalah keluarga, masalah cinta, dan masalah pribadi aku harus tetap tegar menjalaninya karna dibelakanku ada sahabat-sahabatku yang senantiasa ad dalam kehidupanku dan menemaniku baik suka maupu duka.
Mulai dari:
Rion sekardi, sahabat yang paling setia kawan dan anak orang paling kaya yang telah memberiku tumpangan ataupun kehidupan dan rela menampung aku selama aku memutuskan pergi dari rumah karena tidak tahan menghadapi sikap ayahku yang sok sempurna.
Niel harno, sahabat dn sekaligus sang ketua OSIS yang rela menggunakan kekuasaanya hanya untuk membantuh aku tuk masuk keanggota ekstrakurikuler sepak bola yang tadinya aku bukan anggota tersebut, karena aku mempunyai mimpi tuk menjadi pemain sepakbola yang hebat dan terkenal dan membuktikannya dengan masuk di tim sepak bola sport summit.
Jerry, sahabat mania komputer dan game yang selalu setia mensupport baik saat aku mendekati cewe yang suka sampe mendukung aku dilompa sport summit, meskipun terkadang menjengkelkan sih.
Ander, sahabat yang berjiwa romantis, fashionabel, dan pasti paling ganteng diantara kami itu membuktikan disaat aku bersama tim sport summit yang lain sedang mengambil tropi kemenangan kami namun semua penontong khususnya cewe terpanah atas ketampananya itu, malahan ada yang langsung pinsan. Dan ia pun memberikan aku puisi yang paling romantis hanya demi cewe yang aku tembak.
Mereka rela melakukan semua itu hanya demi aku. Untuk sesuatu yang dianggapnya sahabat sejati dan yang paling penting arti gang rebel yang sebenanrnya. Dan itulah sahabat yang menurut aku sahabat sampai mati.
Terlalu Sedikit Resume dan Resensinya. Ditambah lagi Yaa...
BalasHapus